Senin, 16 April 2012

BETAPA HEBATNYA ALLAH


Mendengar cerita-cerita yang disampaikan Papap (panggilan Saya untuk Ayah) dan Mamah tentang cerita masa kecil, Nabi-Nabi Islam dan cerita-cerita motivasi membuat Saya terkadang jadi lebih termotivasi termasuk sebuah cerita yang Papap sampaikan sebelum shalat Maghrib. Kami sekeluarga, Papap, Mamah, Saya dan Kakak kembaran Saya selalu melaksanakan shalat 5 waktu secara berjamaah dirumah, itu sudah ditanamkan sejak Saya masih kecil dan terbiasa sampai sekarang.

            Singkat cerita, dulu Saya adalah orang yang takut miskin, takut kehilangan dan takut keburukan terjadi dan anehnya yang Saya takutkan itu bukan tentang Saya sendiri melainkan tentang keluarga semuanya. Papap bekerja di Kantor SAMSAT bagian STNK atau perpanjangan di Kabupaten tempat Saya tinggal, Papap orang yang gigih dan tidak pernah mengeluh walaupun setiap hari harus melaksanakan migrasi ulak-alik yang jauhnya sekitar 50 KM dari rumah dengan menggunakan sepeda motor.
            Dari dulu Saya hidup selalu berkecukupan bahkan lebih dari cukup tapi satu tahun yang lalu ada wacana bahwa ada Kantor yang akan di bangun di kecamatan tempat Saya tinggal, membuat hidup Saya seperti benar-benar berada dibawah dan seperti yang setiap kali Saya rasakan bahwa Saya takut miskin karena jika Kantor itu dibangun maka Papap akan kehilangan pekerjaannya. Aku sempat tidak berdaya ketika itu, nilai-nilaiku kadang turun atau biasa-biasa saja karena Saya tidak seperti Kakak Saya yang menikmati hidup dan melupakan segala permasalahan dirumah ketika berada di sekolah. Saya termasuk orang yang membawa semua masalah kemanapun Saya berjalan.

            Saya sekolah di salah satu SMK di Bandung, benar-benar membutuhkan uang banyak untuk biaya sekolah, kost dan kebutuhan yang lainnya tapi rasanya itu semakin menekan Saya untuk tidak bangkit lagi. Ketika liburan dan pulang kerumah, semuanya seperti di istimewakan, makanan yang enak dan dimanjakan dengan segala sesuatu yang sepertinya tidak penting tapi untuk menyenangkan hati kedua orang tua maka Saya hanya bisa mengikuti apa mau Mereka.

            Dan cerita sebelum Shalat Magrib itu membuat Saya ingin berubah menjadi seperti Papap dan Mamah.
            Papap bercerita bahwa selama 2 minggu terakhir Papap melaksanakan shalat Hajat dengan dzikir yang jumlahnya beratus-ratus, dan berdoa agar pembangunan Kantor tidak jadi, Papap bilang “Papap meminta kepada yang Maha Pencipta, Maha pemilik segalanya” dan ternyata doa Papap dan Mamah dikabulkan. Alhamdulillah J

            Papap dan Mamah tidak pernah ketinggalan shalat dan selalu mementingkan anak, Papap dan Mamah seperti tidak peduli mau makan apa hari ini yang terpenting anak dan itu membuat Saya beribu-ribu kali berpikir apakah Saya bisa seperti kedua orang tua Saya jika Saya punya anak nanti. Semoga semua sikap mereka tercurah dan turun pada anak-anak Mereka.
            Setelah Saya tau bahwa miskin, kaya, nikmat, buruk, sehat atau tidak sehat semuanya Allah yang mengatur. Jika Allah menghendaki maka apapun yang dikendakinya akan terjadi tetapi jika Allah tidak menghendaki maka Allah tidak akan menghendaki apapun, Allah selalu pemurah dan penyayang kepada hamba-hambanya yang senantiasa bersyukur dan mau berusaha. Allah hanya memberikan ujian yang disanggupi oleh hamba-hambanya, dan Saya ingin berubah menjadi seseorang yang pandai bersyukur, menikmati apa yang ada dan tidak takut miskin lagi.

CINTA ALLAH, MAMAH DAN PAPAP J

0 komentar:

Posting Komentar

 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog