Jumat, 27 April 2012

Aku tidak mati tapi aku tidak hidup


          Semakin aku melupakannya, semakin banyak pula semua kenangan akan dirinya dalam otakku, semakin sering juga aku bertemu dengannya. Bukan karena aku tidak sanggup melupakannya, hanya tidak sanggup menahan perasaan hampa setiap kali teringat padanya. Dulu perasaan atau kenangan tentang dirinya sangat menyakitkan tapi sekarang hanya perasaan hampa dan kemudian mati rasa. Jika boleh memilih, aku lebih memilih perasaan sakit dan perih dibanding perasaan hampa dan mati rasa karena dengan begitu aku tidak bisa menangis tapi aku menahan atau karna perasaan hampa itu, aku tidak bisa menutup-nutupi perasaan kehilangan yang sangat berat, aku akan diam, aku akan seperti orang gila yang kehilangan sesuatu yang tidak akan pernah kembali.
            Dia masih bisa dilihat, Dia masih bisa disentuh, Dia masih terasa disini, Dia masih terasa dimanapun tapi seolah-olah Dia itu hanya bayangan, Dia itu abstrak dan Dia itu hanya ilusi padahal Dia nyata, Dia ada !

            Setiap pagi aku selalu berdo’a agar siang atau sore tidak akan bertemu dengannya, ternyata Allah berkehendak lain, Allah mengujiku, mampukah aku menjalani semuanya ? mampukah aku melihat kembali wajahnya ? mampukah aku kembali berjalan tegak dihadapannya ? mampukah perasaan sakit ini aku hapuskan?
            Aku mampu, Ya Allah. Aku mampu ! hanya saja ini berlebihan, hanya saja ini terlalu keras untuk dijalani. Aku tau, Dia bukan satu-satunya laki-laki di dunia ini tapi aku tau, Dia bagian dalam hidupku saat ini, Dia bagian dalam hatiku saat ini mungkin disuatu saat nanti juga. Peluk aku, Ya Allah :’(

            Aku tidak bisa bertahan,
            Aku hanya bisa menahan..
            Aku tidak bisa tertawa,
            Aku hanya bisa tersenyum penuh dusta..
            Aku tidak bisa menangis,
            Aku hanya bisa meringis..
           
            Aku tidak mati tapi aku tidak hidup ! 

Jumat, 20 April 2012

Masih tentang luka !


            Kenangan-kenangan tentang dirinya masih tetap berbahaya, aku takut tergelincir dan mendapati diriku mencengkram dada agar menjaganya tetap utuh. Kenangan-kenangan itu tidak menyakitkan, tapi cukup membuatku hancur :’(

            Beberapa hari terakhir semenjak Dia meninggalkanku, semenjak Dia menghianati apa arti perasaan ini, aku masih tetap berjuang hidup normal setidaknya dihadapan teman-teman atau keluargaku. Aku masih bisa berjalan tegak, aku masih bisa beraktivitas tanpa harus memegangi dadaku seperti saat pertama kali Dia meninggalkanku agar menjaganya tetap pada tempatnya. Rasanya ini tidak normal, aku pernah kehilangan, aku pernah ditinggalkan tapi tidak sepahit ini, tidak pernah seburuk ini.
            Bahkan aku pernah kehilangan nenekku, orang yang paling berjasa dalam hidupku tapi orang tuaku tetap mengizinkan aku melihat nenekku dalam keadaan diam tanpa senyum, tanpa bola mata yang berwarna coklat indah walaupun sekarang aku berpikir kenapa tidak menyuruhku menunggu diluar sampai prosesi pemakamannya selesai karna aku tidak harus melihat keadaan nenekku yang seperti itu. Dan seharusnya itu membuatku lebih kuat sekarang, nenekku yang meninggal saja aku masih bisa tahan tanpa menangis dan bermimpi buruk lalu menjerit tapi dengan kehilangan Dia, malam bukan lagi tempat bertemu paling indah dengannya melainkan tempat dimana Dia meninggalkan aku, tempat dimana aku mencari-cari kehampaan tanpa dirinya dan kehampaan akan dirinya ada dimanapun :’(

            Ini pasti berakhir !

            Bahkan sekarang aku tidak pernah lagi memikirkan Dia, dan berusaha melupakan Dia tapi ketika usaha itu hampir berhasil, Dia ada disetiap mataku memandang. Aku lelah, Tuhan. Aku lelah harus menghadapi orang seperti Dia. Aku tidak mengeluh, aku tidak akan pernah mengeluh selama ini masih bisa kutahan, selama ini masih dalam proses pendewasaan diri. Aku pasti sanggup melewatinya.
           
            Kasih,
Bukankah kita teman ?
           
            Kita pernah menjadi teman, dulu.
            Aku pernah tersenyum karena mu,
            Dan Kau pernah tertawa karena ulahku..

            Ketika Tuhan memberiku perasaan ini,
            Mengapa kau menghindar ?
            Bukankah Kita sama-sama merasakan ?
            Lantas apa yang harus aku lakukan agar semua kembali ?

            Kau marah padaku ? silahkan !
            Kau berhak marah padaku,
            Karena aku menanggalkan namamu
            Dalam ruang kosong dihati ini..

            Kau benci padaku ? bencilah aku !
            Aku tidak akan membencimu,
            Aku tidak akan mengganggu hidupmu,
            Jika itu yang kau maksud !

            Tapi satu hal yang harus Kau tau !
            Aku tidak pernah meminta rasa ini,
            Aku tidak pernah meminta kau orang yang Tuhan pilih,
            Aku tidak pernah meminta aku mau hidup denganmu,
            Aku tidak pernah meminta hal itu..

            Bahkan dulu Kau tidak pernah disebutkan
            Dalam doa-doaku,
            Kau hanya sebagian kecil teman dan hanya sebatas teman !
           
            Jika masih di ijinkan,
            Maafkan aku,
            Aku janji,
            Tidak akan pernah ada aku lagi !

            Tapi jika Kau membutuhkan aku suatu saat nanti,
            Mungkin Kau sudah terlambat,
            Aku tidak mungkin kembali pada orang yang menyakiti hatiku ! 

Kamis, 19 April 2012

Tentang BJ.Habibie : Manunggal


Manunggal (buku Habibie & Ainun, halaman 322)

Allah, lindungilah kami
Dari segala gangguan, godaan dan kejahatan
Yang datang dari luar dan dalam
Mencemari yang Engkau tanam di diri kami, bibitcinta
Cinta murni, suci, sejati, sempurna dan abadi
Sepanjang masa, Kami siram tiap saat dengan kasih sayang
Kami bernaung dan berlindung dibawah bibit cinta ini
Cinta yang telah menjadikan kami manunggal
Manunggal jiwa, roh, batin dan nurani kami
Sepanjang masa, sampai akhirat..

Terimakasih Allah, Engkau telah pisahkan kami
Sementara berada dalam keadaan berbeda
Isteriku Ainun dalam dimensi baru dan alam baru
Saya dalam dimensi alam dunia
Terimakasih Allah, sebelum kami dipisahkan
Engkau telah jadikan kami manunggal
Saya manunggal dengan Ainun sepanjang masa
Memperbaiki, menyempurnakan dan menyelesaikan
Rumah kami di alam dunia sesuai dengan keinginanMu
Ainun manunggal dengan saya sepanjang masa
Membangun “raga” kami yang abadi di alam baru
Murni, suci dan sempurna sesuai dengan keinginanMu

Terimakasih Allah, Engkau telah menjadikan bibit
cintaMu ini
paling murni, paling suci, paling sejati dan paling sempurna.
Sifat ini di seluruh alam semesta hanya mungkin dimiliki Engkau

Jika sampai waktunya
Tugas kami di alam dunia dan di alam baru selesai
Tempatkanlah kami manunggal di sisiMu
Karena cinta murni, suci, sejati, sempurna dan abadi
Dalam “raga”  yang abadi, dibangun Ainun manunggal
Dengan saya sesuai kehendakMu di Alam baru sepanjang masa
Jiwa, roh, batin “raga” dan nurani kami, abadi sampai akhirat.

Tentang BJ.Habibie : Puisi untuk Ibu Ainun


Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tau bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,

dan kematian adalah sesuatu yang pasti,

dan kali ini giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu,

tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,

adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tau sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang.

Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,

aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,

Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

Kau dariNya, dan kembali padaNya,
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

Selamat jalan sayang,
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan,
Calon bidadari surgaku…

Tentang BJ.Habibe : Doa Habibie & Ainun


Doa Habibie & Ainun (buku Habibie & Ainun, halaman 320)

Terimakasih Allah, Engkau telah lahirkan Saya untuk Ainun dan Ainun untuk Saya..

Terimakasih Allah, Engkau telah pertemukan Saya dengan Ainun dan Ainun dengan Saya..

Terimakasih Allah, hari Rabu tanggal 7 Maret 1962, Engkau titipi Kami bibit cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi melekat pada diri Ainun dan Saya..

Terimakasih Allah, Engkau telah memungkinkan kami menyiram bibit cinta ini dengan kasih sayang nilai iman, takwa dan budaya kami tiap saat sepanjang masa..

Terimakasih Allah, Engkau telah menikahkan Ainun dengan Saya sebagai suami isteri tak terpisahkan di manapun kami berada sepanjang masa..

Terimakasih Allah, Engkau telah perkenankan Ainun dan saya bernaung dan berlindung di bawah bibit cinta titipanMu ini di manapun kami berada, sepanjang masa sampai akhirat..

Terimakasih Allah, Engkau telah memungkinkan kami dapat menyaksikan, merasakan, menikmati dan mengalami titipanMu menjadi cinta yang paling murni, paling suci, paling sejati, paling sempurna dan paling abadi di seluruh alam semesta dan sifat ini hanya dapat dimiliki oleh Engkau Allah..

Terimakasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan Saya manunggal jiwa, roh, batin dan nurani kami melekat pada diri kami sepanjang masa di manapun kami berada..

Terimakasih Allah, Engkau telah memungkinkan semua terjadi sebelum Ainun dan Saya, tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.30 untuk sementara dipisahkan. Ainun berada dalam alam baru dan saya sementara masih di alam dunia..

Terimakasih Allah, perpisahan kami berlangsung damai, tenang dan khidmat dengan keyakinan bahwa kebijaksanaanMu adalah terbaik untuk Ainun dan Saya..

Berilah ainun dan saya petunjuk mengambil jalan yang benar; kekuatan untuk mengatasi apa yang sedang dan akan kami hadapi di mana pun kami berada..

Lindungilah Ainun dan Saya dari segala gangguan, ancaman dan godaan yang dapat mencemari cinta, murni, suci, sejati, sempurna dan abadi kami, sepanjang masa..

Amien.

Selasa, 17 April 2012

AKU TAKUT TERJATUH


Semua orang pasti mempunyai ketakutan pada sesuatu, seperti halnya aku. AKU TAKUT TERJATUH !

            Aku bukan terjatuh karena tidak mempunyai keseimbangan yang bagus tapi aku terjatuh pada sebuah kesalahan dimana kesalahan itu hampir membunuh hidupku, agar tidak terlalu dramatis, kesalahan itu hampir membuatku menangis setiap hari. Aku pernah mendengar sebuah pepatah atau entah apa namanya bahwa “berani jatuh cinta berarti berarti mengenal air mata” dan kenyataan seperti “setiap pertemuan maka ada perpisahan” atau seperti dalam puisi Bapak BJ.Habibie untuk Ibu Ainun “dulu kau tidak ada untukku sekarang kembali tiada”, itu membuatku belajar menghargai perasaanku sendiri, menghargai setiap kelemahan yang ada pada diriku termasuk pada masalah bahwa aku takut terjatuh.
            Aku pernah terjatuh, bahkan aku selalu terjatuh setiap aku menemukan seseorang yang membuatku tanpa berpikir panjang menjadi hayalan yang pasti akan terwujud. Dulu memang rasanya semua yang aku mau, semua yang aku inginkan pasti akan menjadi milikku tidak seperti dewasa-dewasa ini. Aku lebih mengenal perjuangan, aku lebih mengenal air mata dan karena itu aku lebih mengenal siapa aku sebenarnya.
            ‘dan kali ini aku kembali terjatuh’, laki-laki itu dulu tidak pernah menyakiti hatiku, laki-laki itu yang selalu ada untukku, laki-laki pernah menjadi sahabat terbaik dalam hidupku tetapi semua itu hancur ketika sebuah perasaan yang keliru muncul di antara celah hatiku. Aku melakukan kesalahan yang sama, selalu meluangkan hatiku untuk orang-orang yang tidak penting tapi siapa yang tau ? Tuhan telah menyiapkan semua ini lebih awal, lebih matang dan lebih tau ketimbang Kita. Laki-laki itu terkadang membuatku tersenyum atau bahkan tertawa tapi sekarang ? Dia sama sekali bukan teman atau orang yang aku kenal, Dia menganggapku pengganggu hidupnya dan mungkin membenci kehidupanku.
            Ingin rasanya aku marah pada diriku sendiri dan padanya bahwa aku tidak pernah meminta perasaan ini datang padaku dan aku tidak pernah meminta orang yang lebih dari aku sayang itu Dia, aku tidak pernah merasa menjadi pengganggu hidupnya. Sudah lama sekali aku menghindar ketika perasaan ini datang karena aku tau, Dia punya seseorang yang sulit Ia lupakan. Meski aku berjuang keras untuk tidak memikirkan Dia tapi aku tidak berjuang untuk melupakannya, aku tidak bisa memikirkannya tapi aku harus mengingatnya. Itu kalimat yang pernah aku baca dalam sebuah novel, aku bagai pelaku utama dalam novel tersebut.
            Aku selalu berusaha setidaknya membuat hatiku, dadaku, hidupku tetap utuh dan damai tanpa seseorang yang sudah merusak semua itu tapi ternyata apa yang pernah Dia lakukan terhadapku semakin nyata dan semakin jelas ketika aku mulai melupakannya. Aku takut kalau ini tidak berkesudahan :’(

            Aku selalu meminta kepada Allah agar aku diberikan kekuatan untuk menghadapi hari esok, untuk berjalan tegak ketika berhadapan dengannya tapi aku tidak setegar itu, aku merasa bukan menjadi diriku sendiri. Aku merasa aku sudah tidak bernyawa, dan Dia membawa sebagian hidupku bersama kepergiannya bersama kepedihan yang sudah dibuatnya. Rasanya seperti berjalan diatas api dan berusaha mengenyahkan rasa panas yang lama kelama melukai kakiku, akan ada luka, aka nada bekas luka disana yang tidak pernah bisa disembuhkan. Itulah aku !

Senin, 16 April 2012

BETAPA HEBATNYA ALLAH


Mendengar cerita-cerita yang disampaikan Papap (panggilan Saya untuk Ayah) dan Mamah tentang cerita masa kecil, Nabi-Nabi Islam dan cerita-cerita motivasi membuat Saya terkadang jadi lebih termotivasi termasuk sebuah cerita yang Papap sampaikan sebelum shalat Maghrib. Kami sekeluarga, Papap, Mamah, Saya dan Kakak kembaran Saya selalu melaksanakan shalat 5 waktu secara berjamaah dirumah, itu sudah ditanamkan sejak Saya masih kecil dan terbiasa sampai sekarang.

            Singkat cerita, dulu Saya adalah orang yang takut miskin, takut kehilangan dan takut keburukan terjadi dan anehnya yang Saya takutkan itu bukan tentang Saya sendiri melainkan tentang keluarga semuanya. Papap bekerja di Kantor SAMSAT bagian STNK atau perpanjangan di Kabupaten tempat Saya tinggal, Papap orang yang gigih dan tidak pernah mengeluh walaupun setiap hari harus melaksanakan migrasi ulak-alik yang jauhnya sekitar 50 KM dari rumah dengan menggunakan sepeda motor.
            Dari dulu Saya hidup selalu berkecukupan bahkan lebih dari cukup tapi satu tahun yang lalu ada wacana bahwa ada Kantor yang akan di bangun di kecamatan tempat Saya tinggal, membuat hidup Saya seperti benar-benar berada dibawah dan seperti yang setiap kali Saya rasakan bahwa Saya takut miskin karena jika Kantor itu dibangun maka Papap akan kehilangan pekerjaannya. Aku sempat tidak berdaya ketika itu, nilai-nilaiku kadang turun atau biasa-biasa saja karena Saya tidak seperti Kakak Saya yang menikmati hidup dan melupakan segala permasalahan dirumah ketika berada di sekolah. Saya termasuk orang yang membawa semua masalah kemanapun Saya berjalan.

            Saya sekolah di salah satu SMK di Bandung, benar-benar membutuhkan uang banyak untuk biaya sekolah, kost dan kebutuhan yang lainnya tapi rasanya itu semakin menekan Saya untuk tidak bangkit lagi. Ketika liburan dan pulang kerumah, semuanya seperti di istimewakan, makanan yang enak dan dimanjakan dengan segala sesuatu yang sepertinya tidak penting tapi untuk menyenangkan hati kedua orang tua maka Saya hanya bisa mengikuti apa mau Mereka.

            Dan cerita sebelum Shalat Magrib itu membuat Saya ingin berubah menjadi seperti Papap dan Mamah.
            Papap bercerita bahwa selama 2 minggu terakhir Papap melaksanakan shalat Hajat dengan dzikir yang jumlahnya beratus-ratus, dan berdoa agar pembangunan Kantor tidak jadi, Papap bilang “Papap meminta kepada yang Maha Pencipta, Maha pemilik segalanya” dan ternyata doa Papap dan Mamah dikabulkan. Alhamdulillah J

            Papap dan Mamah tidak pernah ketinggalan shalat dan selalu mementingkan anak, Papap dan Mamah seperti tidak peduli mau makan apa hari ini yang terpenting anak dan itu membuat Saya beribu-ribu kali berpikir apakah Saya bisa seperti kedua orang tua Saya jika Saya punya anak nanti. Semoga semua sikap mereka tercurah dan turun pada anak-anak Mereka.
            Setelah Saya tau bahwa miskin, kaya, nikmat, buruk, sehat atau tidak sehat semuanya Allah yang mengatur. Jika Allah menghendaki maka apapun yang dikendakinya akan terjadi tetapi jika Allah tidak menghendaki maka Allah tidak akan menghendaki apapun, Allah selalu pemurah dan penyayang kepada hamba-hambanya yang senantiasa bersyukur dan mau berusaha. Allah hanya memberikan ujian yang disanggupi oleh hamba-hambanya, dan Saya ingin berubah menjadi seseorang yang pandai bersyukur, menikmati apa yang ada dan tidak takut miskin lagi.

CINTA ALLAH, MAMAH DAN PAPAP J

Sabtu, 14 April 2012

14 April 2012, bad day !


            Aku janji, aku tidak akan pernah lagi memaksa agar Kau mau menjadi teman yang selalu ada untukku, atau lebih dari sekedar teman yang ku maksud. Aku janji, aku tidak akan pernah lagi menjadi seseorang yang merepotkan setiap hari-harimu dan Aku janji, walaupun Kamu tidak pernah menginginkan aku ada, aku akan selalu ada :’(

            Tapi aku tidak akan pernah melupakanmu, hanya sebatas tidak akan memikirkan.

            Aku kira Kamu bisa lebih menghargai aku tapi nyatanya tidak pernah terjadi padaku, aku memutuskan berhubungan dengan Dia yang sudah satu tahun berjalan hanya untuk ketentraman hatiku, aku tidak bisa memilih mana yang terbaik untukku dan mana yang lebih tulus padaku dan ternyata Kamu lebih dari sekedar menyakitkan :’(
            Aku tidak mengeluh, aku tidak bisa mengeluh karena aku sudah memilih jalanku sendiri. Ini jalan terbaik sekaligus terburuk yang pernah aku pilih, aku menyakiti yang lain sedangkan Kau menyakiti aku. Aku selalu memilih jalan yang buruk, aku memang bukan wanita baik-baik maka aku tidak pernah pantas hidup denganmu. Laki-laki yang baik, tampan dan sempurna bahkan aku tidak tau malaikat ada yang lebih sempurna dibanding Kamu.

            Aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal pada apa yang selama ini menyakiti hatiku, aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada laki-laki yang benar-benar menghancurkan hidupku, aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada laki-laki yang membuat Dia sakit hati, aku tidak akan pernah mengucapkan selamat tinggal kepada laki-laki yang tidak pernah mengharapkan aku ada.
            Dan aku tidak akan pernah memaafkan semua kesalahan-kesalahanmu, bukan aku yang aku khawatirkan sakit hati, bukan aku yang aku pikirkan agar aku tidak menangis tapi ternyata ucapanku sendiri yang membuat Dia menangis. Dia yang selalu berjanji dan selalu menepati janji agar bisa melihat aku tersenyum dan aku mengakhiri semuanya hanya karna harapan yang membuatku jatuh lebih dalam :’(

            Lubang itu dulu pernah menjadi lubang terbesar dihatiku, ketika aku menyudahi apa yang pernah terjadi satu tahun lalu dan lubang itu kemarin-kemarin pernah sempat tertutup rapat meskipun bagian luar lubang itu masih berdarah. Sekarang ? Lubang itu semakin besar dan semakin perih, menekan lebih dalam ke arah hatiku dan seperti tidak pernah di ijinkan bangkit kembali.
            Tapi aku senang, karna perih ini satu-satunya pengingat bahwa Kamu nyata. Perih ini satu-satunya pertanda bahwa Kau masih ada di dekatku, rasa sakit yang tidak pernah aku harapkan bisa sembuh dengan sendirinya dan rasa sakit yang tidak pernah aku harapkan bisa disembuhkan Kamu.

            Aku tidak tau harus berkata apa, meminta maaf ? atau membencimu ? karna aku sudah terjatuh, aku sudah tersesat, aku sudah tidak pernah bisa bangkit kembali. Aku bahkan pernah berharap bahwa Kamu bukan laki-laki yang akan menyakiti hatiku, bahwa Kamu bukan laki-laki yang akan membawaku kejalan yang tidak benar dan Kamu laki-laki terakhir pilihan Allah untuk calon suamiku nanti tapi ternyata, aku hanya bisa merencanakan dan semua itu kembali kepada kehendaknya. Aku terlalu banyak berharap :’(
            Sekarang aku benar-benar sadar, bagaimana rasanya sakit dan bagaimana rasanya tertekan. Aku memang tidak pernah di ijinkan bangkit kembali, tapi aku akan berjalan merangkak agar aku bisa menjadi pijakanmu, agar aku bisa menjadi lantai untukmu, karena dengan begitu aku lebih bisa menyimpulkan bahwa Kau yang benar-benar menyakiti hati ini.

Terimakasih untuk segalanya, aku akan mencoba melepasmu, aku akan mencoba berjalan tegak, aku akan mencoba berdiri sendiri tanpa hidupmu walaupun aku sendiri tidak tau bagaimana cara memulai kehidupan tanpa Kamu :’(
 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog