Semakin aku melupakannya, semakin
banyak pula semua kenangan akan dirinya dalam otakku, semakin sering juga aku
bertemu dengannya. Bukan karena aku tidak sanggup melupakannya, hanya tidak
sanggup menahan perasaan hampa setiap kali teringat padanya. Dulu perasaan atau
kenangan tentang dirinya sangat menyakitkan tapi sekarang hanya perasaan hampa
dan kemudian mati rasa. Jika boleh memilih, aku lebih memilih perasaan sakit
dan perih dibanding perasaan hampa dan mati rasa karena dengan begitu aku tidak
bisa menangis tapi aku menahan atau karna perasaan hampa itu, aku tidak bisa
menutup-nutupi perasaan kehilangan yang sangat berat, aku akan diam, aku akan
seperti orang gila yang kehilangan sesuatu yang tidak akan pernah kembali.
Dia masih bisa dilihat, Dia masih
bisa disentuh, Dia masih terasa disini, Dia masih terasa dimanapun tapi
seolah-olah Dia itu hanya bayangan, Dia itu abstrak dan Dia itu hanya ilusi
padahal Dia nyata, Dia ada !
Setiap pagi aku selalu berdo’a agar
siang atau sore tidak akan bertemu dengannya, ternyata Allah berkehendak lain,
Allah mengujiku, mampukah aku menjalani semuanya ? mampukah aku melihat kembali
wajahnya ? mampukah aku kembali berjalan tegak dihadapannya ? mampukah perasaan
sakit ini aku hapuskan?
Aku mampu, Ya Allah. Aku mampu !
hanya saja ini berlebihan, hanya saja ini terlalu keras untuk dijalani. Aku tau,
Dia bukan satu-satunya laki-laki di dunia ini tapi aku tau, Dia bagian dalam
hidupku saat ini, Dia bagian dalam hatiku saat ini mungkin disuatu saat nanti
juga. Peluk aku, Ya Allah :’(
Aku tidak bisa bertahan,
Aku hanya bisa menahan..
Aku tidak bisa tertawa,
Aku hanya bisa tersenyum penuh
dusta..
Aku tidak bisa menangis,
Aku hanya bisa meringis..
Aku tidak mati tapi aku tidak hidup
!