Aku
janji, aku tidak akan pernah lagi memaksa agar Kau mau menjadi teman yang
selalu ada untukku, atau lebih dari sekedar teman yang ku maksud. Aku janji,
aku tidak akan pernah lagi menjadi seseorang yang merepotkan setiap hari-harimu
dan Aku janji, walaupun Kamu tidak pernah menginginkan aku ada, aku akan selalu ada :’(
Tapi
aku tidak akan pernah melupakanmu, hanya sebatas tidak akan memikirkan.
Aku
kira Kamu bisa lebih menghargai aku tapi nyatanya tidak pernah terjadi padaku,
aku memutuskan berhubungan dengan Dia yang sudah satu tahun berjalan hanya
untuk ketentraman hatiku, aku tidak bisa memilih mana yang terbaik untukku dan
mana yang lebih tulus padaku dan ternyata Kamu lebih dari sekedar menyakitkan :’(
Aku
tidak mengeluh, aku tidak bisa mengeluh karena aku sudah memilih jalanku
sendiri. Ini jalan terbaik sekaligus terburuk yang pernah aku pilih, aku
menyakiti yang lain sedangkan Kau menyakiti aku. Aku selalu memilih jalan yang
buruk, aku memang bukan wanita baik-baik maka aku tidak pernah pantas hidup
denganmu. Laki-laki yang baik, tampan dan sempurna bahkan aku tidak tau
malaikat ada yang lebih sempurna dibanding Kamu.
Aku
tidak bisa mengucapkan selamat tinggal pada apa yang selama ini menyakiti
hatiku, aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada laki-laki yang
benar-benar menghancurkan hidupku, aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal
kepada laki-laki yang membuat Dia sakit hati, aku tidak akan pernah mengucapkan
selamat tinggal kepada laki-laki yang tidak pernah mengharapkan aku ada.
Dan
aku tidak akan pernah memaafkan semua kesalahan-kesalahanmu, bukan aku yang aku
khawatirkan sakit hati, bukan aku yang aku pikirkan agar aku tidak menangis
tapi ternyata ucapanku sendiri yang membuat Dia menangis. Dia yang selalu
berjanji dan selalu menepati janji agar bisa melihat aku tersenyum dan aku
mengakhiri semuanya hanya karna harapan yang membuatku jatuh lebih dalam :’(
Lubang
itu dulu pernah menjadi lubang terbesar dihatiku, ketika aku menyudahi apa yang
pernah terjadi satu tahun lalu dan lubang itu kemarin-kemarin pernah sempat
tertutup rapat meskipun bagian luar lubang itu masih berdarah. Sekarang ?
Lubang itu semakin besar dan semakin perih, menekan lebih dalam ke arah hatiku
dan seperti tidak pernah di ijinkan bangkit kembali.
Tapi
aku senang, karna perih ini satu-satunya pengingat bahwa Kamu nyata. Perih ini
satu-satunya pertanda bahwa Kau masih ada di dekatku, rasa sakit yang tidak
pernah aku harapkan bisa sembuh dengan sendirinya dan rasa sakit yang tidak
pernah aku harapkan bisa disembuhkan Kamu.
Aku
tidak tau harus berkata apa, meminta maaf ? atau membencimu ? karna aku sudah
terjatuh, aku sudah tersesat, aku sudah tidak pernah bisa bangkit kembali. Aku bahkan
pernah berharap bahwa Kamu bukan laki-laki yang akan menyakiti hatiku, bahwa
Kamu bukan laki-laki yang akan membawaku kejalan yang tidak benar dan Kamu
laki-laki terakhir pilihan Allah untuk calon suamiku nanti tapi ternyata, aku
hanya bisa merencanakan dan semua itu kembali kepada kehendaknya. Aku terlalu
banyak berharap :’(
Sekarang
aku benar-benar sadar, bagaimana rasanya sakit dan bagaimana rasanya tertekan. Aku
memang tidak pernah di ijinkan bangkit kembali, tapi aku akan berjalan
merangkak agar aku bisa menjadi pijakanmu, agar aku bisa menjadi lantai
untukmu, karena dengan begitu aku lebih bisa menyimpulkan bahwa Kau yang
benar-benar menyakiti hati ini.
Terimakasih
untuk segalanya, aku akan mencoba melepasmu, aku akan mencoba berjalan tegak,
aku akan mencoba berdiri sendiri tanpa hidupmu walaupun aku sendiri tidak tau
bagaimana cara memulai kehidupan tanpa Kamu :’(
0 komentar:
Posting Komentar