Dari sekian tokoh besar yang ada di
buku ini, sebagian kesuksesan mereka dipengaruhi oleh sosok sang istri yang
selalu sabar mendampingi kehidupan sang suami. Namun, hal ini tidak terjadi
pada Thomas Alva Edison. Dalam karya besar yang di hasilkan olehnya, ternyata
yang memiliki pengaruh besar terhadap lahirnya karya-karya besar yang ia
ciptakan berasal dari peran luar biasa ibunya, Nancy Matthews Edison.
Boleh jadi, Nancy merupakan salah
satu wanita yang tidak memiliki alasan untuk tidak menyerah, padahal sebagian
orang selalu mempunyai 1.002 alasan untuk menyerah. Sebagaimana yang sudah di
jelaskan dalam banyak biografi tokoh dunia, Thomas Alva Edison merupakan tokoh
hebat yang menciptakan inovasi besar yang berhasil mengubah dunia. Namun,
ternyata, pada masa kecilnya, ia adalah anak yang bodoh. Meskipun demikian,
berkat semangat luar biasa yang ditunjukkan oleh ibunya, ia menjadi salah satu
tokoh terkemuka yang diingat sepanjang sejarah.
Thomas Alva Edison lahir pada 11
Februari 1847 di kota Milan, Ohio, Negara bagian Amerika Serikat. Ia adalah
salah satu tokoh terkemuka yang berhasil menorehkan namanya dalam sejarah dunia
berkat penemuannya yang berupa lampu pijar.
Penemuannya tersebut merupakan
sebuah karya besar yang bermanfaat bagi manusia, terutama setelah kematiannya. Penemuan
Thomas Alva Edison banyak dikembangkan beberapa tahun setelah ia meninggal
dunia. Namun, kisah hidupnya sangat berbeda jauh dibandingkan ketika ia masih
kecil.
Saat berumur 7 tahun, Thomas Alva
Edison adalah seorang bocah yang mempunyai kekurangan pada pendengarannya. Ia merupakan
anak yang agak tuli dan sangat bodoh di sekolah dibandingkan dengan teman-temannya.
Di sekolah, ia sering kali dianggap mempunyai otak yang bebal oleh gurunya
sehingga tidak layak lagi meneruskan sekolah. Kemudian, pada tahun 1854, ia
pulang dari sekolahnya dengan membawa secarik kertas dari gurunya.
Ibunya membaca tulisan pada kertas
tersebut. Ternyata, menurut pihak sekolah, Tommy (panggilan Thomas Alva Edison)
adalah anak yang sangat bodoh dan sangat sulit diajari segala sesuatu. Oleh karena
itu, pihak sekolah tidak sanggup lagi mengajarinya.
Sang ibu kaget dan terhenyak membaca
surat itu. Keesokan harinya, sang ibu mendatangi Reverend G.B, guru sekolah
Thomas Alva Edison untuk membicarakan masalah tersebut. Namun, sang ibu justru
menjadi sangat kesal karena sikap kasar dan penolakan gurunya. Akhirnya, ia pun
bertekad untuk mendidik anaknya sendirian.
“anak saya bukanlah anak bodoh. Saya
sendiri yang akan mendidik dan
mengajarinya” ucap sang ibu dengan nada kesal dan marah.
Siapa yang menyangka jika dikemudian
hari ternyata sang anak menjadi Thomas Alva Edison seperti yang kita tahu saat
ini. Ia adalah salah satu innovator terbesar yang diingat sejarah. Ia hanya
bersekolah sekitar 3 tahun, dan secara fisik agak tuli, namun itu tidak menjadi
penghalang untuk terus berprestasi.
Selama melakukan eksperimen dan
penelitian, Thomas Alva Edison telah mematenkan 1.093 penemuan atas namanya,
baik berupa kirofon, mesin penerima telepon, bola lampu listrik, gramophone,
dan kamera film. Penemuan besarnya membangkitkan industry-industri besar,
seperti industry listrik, rekaman, serta film, yang akhirnya memberikan manfaat
dan mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia.
Tak banyak orang yang mengetahui
nama dan biografi Nancy Matthew Edison, wanita yang hidup pada tahun 1810-1871
ini adalah seorang wanita yang memiliki tekad luar biasa untuk mencerdaskan
anaknya, Thomas Alva Edison. Ia tidak menyerah begitu saja, meskipun pihak
sekolah menolak dan mengeluarkan anaknya.
Nancy memutuskan untuk menjadi guru
pribadi bagi Thomas Alva Edison, walaupun ia melakukan pengajaran di rumah. Hal
inilah yang telah menjadikan Thomas Alva Edison sebagai orang yang percaya
bahwa dirinya berarti. Nancy mampu memulihkan kepercayaan diri Thomas Alva
Edison, dan hal itu mungkin sangat besar baginya.
Untuk mendukung pendidikan anaknya
di rumah, Nancy membelikan buku-buku pendidikan, seperti buku bahasa, sejarah
dan ilmu pengetahuan lainnya. Salah satu buku yang ia berikan kepada anaknya
ialah School of Natural Philosophy karya R.G Parker, yang menjelaskan tentang
eksperimen fisika dan kimia di dalam rumah.
Buku tersebut adalah buku sains
pertama yang dibaca oleh Thomas Alva Edison sewaktu ia masih bocah. Buku inilah
yang menyebabkan proses belajar menjadi terasa menyenangkan bagi Thomas Alva
Edison. Ia mempraktikan setiap eskperimen yang terdapat di dalam buku itu. Ia pun
mengumpulkan uang sakunya untuk membeli alat-alat dan bahan-bahan percobaan,
serta membuat laboratorium kecil di atap rumahnya yang sederhana.
Selain membelikan buku, Nancy juga
menajarkan cara membaca, menulis dan mempelajari matematika kepada Thomas Alva
Edison di rumah. Nancy sering memberikan dan membacakan buku-buku untuk Thomas
Alva Edison. Buku-buku tersebut berasal dari beberapa penulis ternama, seperti
Edward Gibbon, William Shakespeare, dan Charles Dickens.
Ketika menginjak usia 12 tahun, Nancy
mendorong Thomas Alva Edison untuk mendapatkan penghasilan dengan cara bekerja
menjual Koran dan surat kabar, buah apel, serta gula-gula di sebuah jalur
kereka api di sepanjang rute dari Port Huron ke Detroit.
Dengan berjualan inilah, Thomas Alva
Edison semasa kecil dengan bimbingan sang ibu mendapatkan pengetahuan praktis
tentang bisnis yang menantarkan dirinya untuk mengembangkan entrepreneurship dan
bakat dagang yang terpendam di dalam dirinya.
Tidak ada orang yang pernah
menyangka jika di kemudian hari, Thomas Alva Edison, sang penjaja permen dan Koran,
itu akhirnya sukses dan berhasil dalam hidupnya. Kemudian, ia menjadi fouder
lebih dari 14 perusahaan besar yang salah satu di antaranya bernama General
Electric, salah saut perusahaan public terbesar di dunia.
Saat Thomas Alva Edison berusia 12
tahun, ia hampir kehilangan seluruh pendengarannya karena penyakit yang
dideritanya dan membuatnya menjadi setengah tuli. Dalam sebuah diari yang
ditulisnya, ia menuturkan bahwa ia tidak pernah mendengar burung bernyanyi
sejak 12 tahun.
Meskipun begitu, Thomas Alva Edison
tetap berjualan hingga usinya menginjak 15 tahun. Dari hasil penjualannya itu,
ia bisa membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang kemudian dipasang di dalam
sebuah bagai mobil. Selanjutnya, ia mencetak korannya sendiri, yakni Weekly
Herald, yang diedit dan dijualnya sendiri di tempat biasanya ia berjualan.
Sebelumnya, Nancy pernah menjadi
guru di sekolah, namun ia tidak lama mengajar di sana. Di balik semua rahasia
kesuksesan Nancy dalam mendidik Thomas Alva Edison, ternyata ia sangat
mendedikasikan seluruh waktunya bagi pendidikan anaknya. Ia juga tidak
memaksakan kehendak, tetapi mengembangkan pengalaman dan mencari berbagai cara
yang menarik untuk menggugah rasa ingin tahun dan keinginan Thomas Alva Edison
untuk belajar sendiri.
Selama menjadi guru bagi Thomas Alva
Edison, Nancy menanamkan kebiasaan pada anaknya supaya senang mempelajari
sesuatu dan membaca buku-buku yg ada. Dari semua yang dipelajarinya, Thomas
Alva Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di
laboratorium kecilnya.
Thomas Alva Edison tinggal di
laboratoriumnya, dan ia hanya tidur selama 4 jam sehari. Bahkan, ia hanya
mengonsumsi makanan yang dibawakan oleh asistennya ke laboratorium. Thomas Alva
Edison melakukan percobaan secara terus-menerus hingga penemuan-penemuannya
menjadi sempurna.
Berbagai tantangan dan rintangan
berhasil dilalui oleh Nancy dalam mendidik Thomas Alva Edison. Namun, dengan
tekad dan semangat yang luar biasa, ia berhasil mendidik anaknya mencapai tahap
“belajar sendiri demi masa depanny sendiri”.
Atas semua peran besar yang dilakukan
oleh sang ibu, Thomas Alva Edison pernah berkata “Ibu membuat saya seperti
sekarang. Ia memahami Saya dan mendorong Saya mempelajari banya hal sehingga
saya menemukan bidang yang benar-benar saya minati dan berhasil dikembangkan”.
Thomas Alva Edison banyak belajar
tentang inisiatif dan sikap pantang menyerah dari sang ibu. Dengan membaca
buku, ia mempelajari pengetahuan praktis, inspirasi, dan kebijaksanaan. Melalui
obeservasi yang dilakukan, ia berhasil menambah pengalamannya. Sikap pantang
menyerah dan terus berusaha yang ditanamkan oleh ibunya kepadanya menuntunnya
menjadi orang sukses. Walaupun tercapainya kesuksesan tidak mudah dan harus
melewati kegagalan-kegagalan, seperti saat ia menciptakan bola lampu, namun ia
terus berusaha tanpa menyerah.
diambil dari buku karya Abdul Syukur - bidadari bidadari hebat dibalik tokoh-tokoh hebat
0 komentar:
Posting Komentar