Leonardo da Vinci bukanlah nama yang
asing bagi semua orang di seluruh dunia. Ia lahir pada 15 April 1452 di
Italita. Ia adalah seorang arsitek, musisi, penulis, pematung dan pelukis
Renaissance asal Italia. Ia digambarkan sebagai arkatipe manusia renaissance
dan seroang genius universal.
Selain itu, Leonardo da Vinci juga
dikenal sebagai ilmuwan ternama karena mendesain banyak karna yang
menginspirasi teknologi modern yang jarang dibuat semasa hidupnya, seperti
idenya tentang tank dan mobil yang dituangkan lewat gambar-gkanmengenal sebagai
pelukis dengan karya termashurnya, orang
hanyambar dwiwarna dalam lukisannya. Ia juga turut memajukan ilmu anatomi,
astronomi, teknik sipil dan kuliner.
Dalam buku The Book of Genius, Tony
Buzan dan Raymond Keene mnjelaskan bahwa Leonardo da Vinci adalah orang genius
terbesar sepanjang sejarah. Bahkan, ia dianggap lebih genius dibandingkan
dengan Albert Einstein dan Sir Isaac Newton. Selama ini, kebanyakan orang hanya
mengenalnya sebagai pelukis dengan karya termasyhurnya, “Mona Lisa”. Ternyata bukan
htu ide dan karya besar yang telah dihasilkan oleh Leonardo da Vinci.
Dalam setiap karya yang dihasilkan
oleh Leonardo da Vinci terkandung tanda spesifik. Karya yang dihasilkannya
selama ini selalu fenomenal sekaligus controversial yang sarat dengan makna implicit.
Popularitasnya pun tak pernah lekang dimakan zaman. Kegeniusan ilmuwan ini
dikagumi seantero dunia, dan karyanyapun mengundang decak kagum banyak orang
yang melihatnya. Kemudian, timbul sebuah pertanyaan besar dari sebagian besar
orang, siapa dan apa yang membuat Leonardo da Vinci begitu kreatif dan genius ?
Hingga kini, karya dan teori yang
diciptakan oleh Leonardo da Vinci terus menjadi bahan perbincangan menarik. Namun,
tampaknya tak banyak yang bisa diketahui tentang jati diri Leonardo da Vinci
dan karya besarnya.
Dalam beberapa decade terakhir, para
ilmuwan dan pakar berusaha terus menguak misteri kehidupan dan karya-karya
besar yang dihasilkan oleh Leonardo da Vinci. Mereka begitu yakin bahwa ada
sebuah rahasia besar yang terkandung dalam salah satu karya terbesarnya,
seperti arti senyuman khas pada lukisan “Mona Lisa”.
Di balik semua misteri yang belum
terungkap sepenuhnya itu, sebagian ilmuwan dan ahli sejarah sepakat bahwa yang
mampu membentuk pribadi Leonardo da Vinci menjadi begitu jenius hingga
melahirkan karya-karya fenomenal diyakini tidak lepas dari peran besar ibunya,
Caterina.
Caterina dianggap sebagai seorang
ibu yang memiliki pengaruh yang sangat penting dalam membentuk pribadi dan jiwa
sang maestro. Ia seakan menjadi tokoh di balik layar dalam menciptakan
kesuksesan tokoh tersebut. Dalam berbagai literature diceritakan bahwa pada
masa kecilnya, Leonardo da Vinci sangat disayang oleh ibunya. Pendidikan yang
diberikan oleh ibunya inilah yang kemudian membimbingnya menjadi genius.
Sementara itu, catatan tentang
kehidupan Caterina tidak begitu banyak ditemukan. Dalam beberapa buku sejarah
disebutkan bahwa pada masa remaja, Caterina dibesarkan di Dusun Vinci, Italia. Caterina
bertemu Piero, pria yang menjadi tetangganya. Mereka pun jatuh cinta hingga
akhirnya Caterina hamil di luar nikah.
Meskipun sudah hamil, ternyata
keluarga Piero tiak mau menerima kehadiran Caterina, apalagi menjadikannya menantu.
Caterina begitu kecewa menerima kenyataan ini, tetapi ia tetap bertahan dengan
segala cobaan hidupnya. Dengan penuh cinta dan kasih sayang, ia merawat
bayinya, yang kemudian dikenal dunia dengan nama Leonardo da Vinci.
Caterina merupakan sosok wanita
istimewa pada zamannya. Ia adalah sosok wanita yang cerdas dan kritis. Ia berani
menjalani kehidupan yang berbeda dengan wanita seusianya ketika itu. Saat berusia
belasan tahun, ia tidak tertarik mencari pria pendamping hidupny, sebagaimana
yang dilakukan oleh teman-teman sebayanya.
Bahkan, Caterina mendapat cap “wanita
yang aneh”. Ia lebih tertarik pada hobiny yang meracik ramuan obat, serta terus
berguru pada ayahnya guna mendapatkan jawaban atas segala masalah dalam
kehidupannya. Ia tidak menggubris kado pemberian bibinya, yaitu sebuah lemari
yang berisi pernak-pernik persiapan pernikahannya kelak.
Caterina lebih suka bergelut dengan
manuskrip-manuskrip dan salinan pemikiran filsuf besar, seperti Plato,
Timeteus, dan karya-karya pemikir besar yang sudah using dalam bahasa Yunani. Ia
sadar bahwa tidak ada pria yang ingin menikahi wanita yang terpelajar
sepertinya.
Ayahnya, Ernesto, pun menyadari
bahwa anak gadisnya memang tergolong mainstream, yaitu pemberontak serta
berjiwa peneliti dan filsuf. Sejak kecil, caterina sering kali mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan muatan kritis. Sebagai seorang ayah, Ernesto pun
kerap mendesaknya agar segera menikah. Jika sang ayah memintanya menikah,
Caterina akan berkata, “tidak ada satu pun pria yang cocok denganku di daerah
Vinci”.
Dalam beebrapa literature lainnya
disebutkan bahwa Caterina adalah seroang wanita keturunan Timur Tengah. Hal ini
pernah diungkapkan oleh peneliti dari Italia, Vezzosi. Dari hasil penelitiannya
di kota Vinci, ia mengungkapkan sebuah bukti kuat bahwa ayah Leonardo da Vinci
ialah seorang tukang bernama Ser Piero da Vinci. Tukang itu memiliki seorang
budak wanita asal Timur Tengah bernama Caterina.
“kepemilikan budak dari Timur Tengah
biasa terjadi pada abad ke-15”, demikiran pernyataan Vezzosi.
Pada tahun 1452, ketika Leonardo da
Vinci dilahirkan, sebuah undang-undang dikeluarkan di Florence, Italia, yang
isinymemberikan kewenangan lebih luar kepada para majikan atas budak-budak yang
mereka miliki.
Kenyataan bahwa Caterina adalah
seorang budak juga diperkuat oleh sebuah riset yang dilakukan oleh Fracesco
Cianchi. Saat itu, ia berucap, “tidak ada Caterina di Vinci atau desa terdekat
yang dapat dikatikan dengan Ser Piero. Satu-satunya Caterina dalam kehidupan
Piero adalah seorang budak wanita yang tinggal di dalam rumah temannya yang
kaya raya, yakni Vanni di Niccolo di ser Vann”.
Dalam wasiatnya bankir asal Florence
itu menitipkan Caterina kepada istrinya. Namun, saat meninggal pada tahun 1451,
rumahnya diberikan kepada teman dekatnya, Ser Piero. Fakta bahwa janda sang bankir
tetap tinggal di rumah tersebut dan mempekerjakan pembantu baru menguatkan
dasar teori bahwa Ser Piero mengizinkan sang janda tinggal di sana agar dapat
membebaskan Caterina. Namun sejak itu pula, catatan tentang budak wanita dari
Florence menghilang. Beberapa bulan setelah kelahiran Leonardo da Vinci, ibunya
menikah dengan pria lainnya.
Lugi Capasso, seorang antropolog
dari Chieti University, mengatkaan bahwa di tangan para peneliti Italia, secara
perlahan misteri latar belakang Ibu Leonardo da Vinci mulai tersibak. Dari hasil
isolasi dan rekonstruksi sidik jari yang dilakukan terhadap jasad Leonardo da
Vinci, terungkap bahwa ada kemungkinan Leonardo da Vinci memiliki garis
keturunan Arab. Nah, sidik jari itulah yang merupakan satu-satunya jejak
biologis sang genius asal Florence tersebut.
Dalam perjalanan hidupnya, Leonardo
da Vinci berhasil menjadi seniman ternama. Pada tahun 1466, ia mengenal Andrea
Verrocchio, seorang pelukis dan pemahat ternama saat itu. Bersama Verrocchio,
Leonardo da Vinci memperoleh sejumlah keterampilan yang akhirnya menjadi bekal
kehidupannya yang berharga, seperti melukis, mematung, melebur emas
(goldsmithing), dan pencetakan perunggu.
Saat berusia 30 tahun, Leonardo da
Vinci bekerja pada seorang kepala daerah Milan bernama Sforza selama 17 tahun
sebagai pelukis, insinyur dan penasihat militer. Lalu, ia bekerja pada Raja
Prancis, Louis XII, pada usia 54 tahun dan melukis “Mona Lisa” . lukisan
tersebut begitu terkenal hingga saat ini karena mengandung misteri. Mengenai wanita
dalam lukisan itu pun sampai sekarang masih menjadi misteri.
Pada beberapa literature disebutkan
bawha senyuman misterius, tatapan aneh dan wajah anggun yang terpancar dari
lukisan itu merupakan perwujudan dari Caterina, sang ibu yang telah
membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
Walter Pater, salah seorang penulis
biografi Leonardo da Vinci, pernah menyatakan bahwa dalam lukisan “Mona Lisa”
terdapat sesuatu yang ekspresif dari suatu yang diinginkan oleh banyak pria. Menurunya,
Leonardo da Vinci juga melukis dengan sangat sensitive tentang senyuman yang
tidak dapat diduga, yang selalu menyentuh “sesuatu yang kejam” yang ada di
dalam jiwa Leonardo da Vinci.
Pandangan serupa juga pernah
disampaikan oleh Marie Herzfeld (1906). Menurutnya ada kemungkinan bahwa Leonardo
da Vinci terpesona oleh senyuman wanita bernama Mona Lisa karena alasan
tertentu yang membuat sesuatu yang lama terpendam di dalam diirnya akhirny
muncul sebagai sebuah kenangan lama. Kenangan tersebut mengandung arti yang
penting baginya sehingga ia tidak pernah terbebaskan dari dirinya semenjak
pertama kali mengalaminya, dan terus mendorongny untuk memberikan ekspresi
terhadap kenangan tersebut.
Beberapa orang juga beranggapan
bahwa semasa kecil, Leonardo da Vinci melihat sebuah wajah seperti wajah wanita
bernama Mona Lisa, yang terbentuk di dalam diri Leonardo da Vinci melalui
mimpi-mimpinya. Mereka juga menegaskan bahwa wanita yang tersenyum dalam
lukisan “Mona Lisa” tak lain adalah pengulangan atas gambaran tentang ibunya,
Caterina.
Bahkan, dalam lukisan lainnya karna
Leonardo da Vinci, seperti lukisan “st. Anne with two others” dan “st. Anne
with the Madonna and child” yang menunjukan senyuman yang begitu indah, juga
merupakan perwujudan ibu Leonardo da Vinci.
Sejak tahun 1516, Leonardo da Vinci
menetap di Chateau de Cloux atas undangan Raja Francis 1. Lalu, pada tahun
1517, Leonardo da Vinci menerima kunjungan Kardinal Louis Aragon. Kepada cardinal
inilah, ia menunjukan karyanya yang terakhir.
Leonardo da Vinci meninggal pada 2 Mei
1519. Selanjutnya, ia dimakamkan di Gereja St.Florentin di Amboise. Ia meninggalkan
banyak karya besar bersama misteri yang terdapat di dalamnya, serta misteri
keberadaan sang ibu yang telah membesarkannya penuh kasih sayang.
dikutip dari buku karya Abdul Syukur - Bidadari bidadari hebat dibalik tokoh-tokoh hebat
0 komentar:
Posting Komentar